Senin, 13 Februari 2012

ISLAMIA : Menangkal Virus JIL Perusak Aqidah

Virus menyerbu akidah, namun tak cukup vaksin untuk menangkalnya. Tak banyak yang sadar telah ditulari dan tak berdaya.

Seorang santri dari pesantren Al Amin, sebuah pondok di Parenduan, di ujung pulau Madura mempunyai pendapat yang cukup menggetarkan. Menurutnya, al-Qur’an adalah kitab yang tak sempurna. Dengan nada filosofis ia menyatakan, bahwa al-Qur’an adalah kitab yang sempurna dalam ketidaksempurnaan.

Fakta menyedihkan ini terungkap dalam sebuah workshop Sekulerisasi dan Liberalisasi dalam Pemikiran Islam. Workshop marathon ini diprakarsai oleh beberapa mahasiswa program doktoral di International Institute of Islamic Thought Civilization (ISTAC), Malaysia. Selain di Madura, acara yang sama juga digelar di Surabaya, Solo, Jogjakarta dan Jakarta.

Satu di antara banyak tujuan workshop ini adalah berbagi pengetahuan tentang gerakan sekulerisme dan liberalisme yang mengancam akidah umat Islam.

Selain di Madura, di Solo acara ini mendapat kejutan yang kurang lebih sama. Acara didemo oleh beberapa kalangan muda, salah satunya dari Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM). Mereka tak sepakat dengan acara workshop ini. Selidik punya selidik, protes barisan liberal dan sekuler ini berawal, karena hasil workshop akan dijadikan bahan rujukan untuk menyikapi pemikiran mereka.

Dua kasus di atas, adalah contoh kecil betapa virus-virus perusak akidah terus merangsek atas nama pemikiran dan pembaruan Islam. Nama gerakannya bisa macam-macam. Ada JIL, ada Islam Emansipatoris dan berbagai sebutan lain. “Tapi kita jangan dikacaukan oleh terminologi, karena yang bikin istilah sendiri juga pusing. Banyak nama yang mereka pakai, tapi sesungguhnya sama saja pemikirannya,” ujar Adian Husaini, salah seorang pemateri workshop.

Lebih lanjut Adian mengatakan, dunia Islam, khususnya pemikiran saat ini memang sedang diserbu besar-besaran oleh paham-paham liberal dan sekuler. “Orang-orang seperti Ulil, Masdar dan yang lainnya itu sebenarnya kecil. Saya menyebut mereka pengasong saja, ada yang lebih besar, bahkan sekarang sudah buka “pabrik” di Indonesia,” kata Adian yang tengah menyelesaikan studinya di Kuala Lumpur.

Berbagai pemikiran sekuler dan liberal diekspor masuk ke dunia Islam. Dan parahnya, ekspor virus tersebut justru digemari oleh kalangam muda Muslim. Bahkan, menurut Adnin Armas, penulis buku Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal, liberalisasi di beberapa kalangan justru dianggap sebagai gerakan tauhidisasi. “Itu karena gerakan ini dianggap sebagai gerakan yang mencoba menghilangkan hal-hal mistis dan lebih mengedepankan sikap rasional. Padahal liberalisasi dan sekulerisasi tak berhenti sampai di situ, mereka juga akan terus maju menggusur nilai-nilai spiritual dalam agama, politik, sosial, ekonomi dan sebagainya.”

Dari berbagai pintu mereka masuk. Salah satu yang cukup gencar dijalankan adalah memasarkan metode Hermeneutika sebagai pisau untuk membedah ayat-ayat suci al-Qur’an. Di beberapa pergurauan tinggi negeri Islam, Hermeneutika telah dijadikan mata kuliah wajib bagi para mahasiswanya. Tak hanya itu, malpraktik juga terjadi. Tanpa menyebut nama universitas, beberapa dosen yang memprotes pemberlakuan materi ini tak lagi dapat jam untuk mengajar para mahasiswanya.

Hermeneutika terus menerus diajukan sebagai alternatif lain yang seolah-olah lebih hebat dari tradisi tafsir para ulama Muslim. Padahal, hermeneutika berawal dari tradisi para teolog Protestan Liberal untuk memahami teks bible yang bermasalah. Kini malah langkah para teolog Kristen ini ditiru oleh kalangan muda Muslim.

Menyadari bahaya itu pula, sebuah majalah pemikiran dan peradaban Islam, ISLAMIA diluncurkan baru-baru ini di Jakarta. Majalah ini sebetulnya adalah langkah dan strategi lanjutan melawan virus liberalisasi dan sekulerisasi setelah workshop marathon. Islamia menurunkan Hermeneutika sebagai laporan utama edisi perdanannya.

Menurut Hamid Fahmy Zarkasyi, Pemimpin Redaksi Islamia, majalah dengan semangat membawa bayan yang benar terhadap gejala liberalisasi dan sekulerisasi khususnya di kalangan muda Islam.

Pemimpin Umum Islamia, Edy Setiawan mengatakan, majalah-majalah seperti ini mutlak dibutuhkan dalam kondisi seperti sekarang. “Saya tidak bisa membayangkan, anak-anak muda kita diserbu oleh gagasan sekulerisme dan liberalisme. Mereka ini adalah calon pemimpin bangsa, apa jadinya Indonesia jika calon pemimpinnya berpikir sekuler?” ujar Edy.

Namun berdasarkan pengalaman, seringkali media-media serius seperti majalah ini tersendat dalam perjalanannya. Tiras dan iklan kadang tak cukup menopang untuk bertahan. “Karena itu, mau tidak mau harus ada subsidi silang untuk pembiayaan media seperti ini. Harus ada dana jihad yang dianggarkan untuk bertarung dalam kancah pemikiran dan intelektual,” ungkap Edy Setiawan.

Dana jihad, tampaknya memang harus dipikirkan secara serius oleh kaum Muslimin. Terlebih dalam kancah pertarungan pemikiran. Siapa mau jadi donatur jihad peradaban? Ditunggu sumbangsihnya.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

klo tdk salah JIL menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. Menghargai sesama, bukan itu baik?
http://tinyurl.com/7wph3gm

Anonim mengatakan...

Lagi2 menunjukan kekerdilan jiwa,musuhnya terus bertambah dan besok akan bertambah lagi krn setiap org yg tdk sependapat pastilah dituding sebagai musuh,perusak islam, perusak aqidah dan entah nanti jadi perusak apa lagi.
-Petarungan ideologi akan terus berlangsung sampai dunia kiamat bung,dan semuanya akan teruji oleh waktu.Hal Yang baik pasti akan bisa bertahan dan yg buruk pasti terkubur.setiap orang atau kelompok yg mencoba melawan kemajuan jaman pastilah menjadi kuli dan perlahan namun pasti mereka akan kurang gisi dan kemudian mati terkubur bersama kekolotannya.contoh sederhana yg bisa kita lihat spt org yg pakai cadar,org yg memelihara jenggotnya dgn harapan ditempati malaikat bergelantungan,org yg melakukan kekerasan dgn alasan membela agama,org yg gampang tersinggung ketika agamanya dicela,org yg menolak kesetaraan gender,dan yg sdh lama terkubur adalah perbudakan.yg baik akan selalu melesat kedepan tanpa sibuk mencari pendukung atau pengikut,krn dgn sendirinya akan mendapat pendukung atau pengikut sementara yg buruk akan selalu sibuk mencari pendukung krn merasa semakin lemah dan semakin ditinggalkan pengikutnya

Unknown mengatakan...

Yang putih bersih akan sangat kelihatan jika ternoda..

Anonim mengatakan...

Untuk yg beragama Kristen

1. Mana pengakuan Yesus di dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen ?

2. Mana ajaran Yesus ketika berumur 13-29 tahun (kan menghilang Yesusnya) ?

3. Pernahkah Yesus mengatakan "Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" ?

4. Pernahkah Yesus Mengatakan:
“Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya” ?

5. Mana perintah Yesus atau Tuhan untuk beribadah pada hari Minggu ?

6. Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia ?

7. Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga ?

8. Mana dalilnya Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah merayakannya ?

9. Mana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya ?

Orang Kristen kok diem semua....
Kok ditanya gak jawab ya...
Saya bertanya bukan menyindir..

------------------------------------

Tetapi jika kebenaran Allah oleh DUSTAKU semakin melimpah bagi kemulian-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa ?
(Roma 3:7)

Tuh, Kristen itu agama kebohongan Si Paul. Coba kalian buka Bibble kalian dan cermati Roma 3:7, kalo pe5rlu ayat sebelum dan sesudahnya, atau mungkin memakai bahasa Hebrew !

-------------------------------------

Adakah org yg bisa membuktikan kesalahan dalam al-Qur'an ? SAYA TANTANG KALIAN SEMUA !

Anonim mengatakan...

Kok Umat Kristen pengikut Si Paul pada diem semua sehh??? gak bisa jwb yaa....

Unknown mengatakan...

apanya yang bohong....siapa yang bohongi ,,,yg mana dibohongi,,, kapan itu terjadi,,,apakah anda punya data lengkap,,ex: Yesus tidak disalib tp di tukar...siapa ditukar,,siapa yg menukar. kenapa semua tidak masuk islam saja..tolong jelaskan