Bantahan Terhadap Orientalis: Tuduhan Terhadap
Al-Qur'an pada Zaman Abu Bakar dan Umar
Tuduhan Para Orientalis terhadap Al-Qur’an
pada Zaman Abu Bakar dan Umar
Terdapat banyak tuduhan yang dilontarkan oleh
para kaum orientalis terhadap Alqur’an pada zaman Abu Bakar dan Umar, contohnya
adalah pendapat dari Friedrich Schwally (m. 1919), Leone Caentani (m. 1935),
Jeffery, dan Richard Bell.
Dibawah ini akan dikemukakan berbagai
argumentasi untuk menolak pendapat para orientalis.
1. Menolak kompilasi Abu Bakr dengan
alasan terdapat perbedaan pendapat mengenai kapan sebenarnya perang Yamamah
berkecamuk tidak tepat. Menurut al-Tabari, perang Yamamah terjadi pada tahun 11
H. Menurut Ibn Qani', pada akhir tahun 11 H. Menurut Ibn Hazm, 7 bulan dan 6
hari setelah pelantikan Abu Bakr menjadi Khalifah.
(Ahmad 'Ali Imam, Variant Readings,
36-37.).
Sebagian yang lain seperti al-Waqidi
menyebutkannya pada tahun 12 H. Mendamaikan kedua pendapat tersebut, Ibn Kathir
berpendapat bahwa perang tersebut bermula pada tahun 11 H dan berakhir pada
tahun 12 H.
(Ibn Kathir, AI-Bidayah wa al-Nihayah, editor
Ahmad 'Abd al-Wahab Fatih, 14 jilid (Kairo: Dar al-Hadith, 2002), 6:
319.)
Jadi, terdapat waktu paling sedikit beberapa
bulan untuk menghimpun Al-Qur'an.
Jadi, Fakta Al-Qur'an telah dihimpun pada
zaman Abu Bakr memang terjadi, bukan sebuah rekayasa.
2. Al-Qur'an sudah ditulis oleh para
sahabat. Tulisan tersebut menyebar di berbagai tempat. Namun, belum dihimpun
dalam sebuah mushaf. Kekhawatiran Bell bahwa para sahabat tidak ada yang
menghafal keseluruhan AI-Qur'an karena tersebarnya tulisan yang berimplikasi
kepada munculnya varian yang sangat banyak, tidak beralasan. Ini disebabkan
Al-Qur'an bukan hanya ditulis, namun juga dihafal.
Selain itu, tulisan yang tersebar bukan
bermakna akan menyebabkan terjadi variasi yang sedemikian banyak. Ini karena
Rasulullah saw menyuruh berhati-hati untuk menulis Al-Qur'an.
3. Hadith-hadith yang menyatakan apakah
Abu Bakr atau `Umar yang menggagas pertama kali mengenai kodifikasi Al-Qur'an
tidaklah bisa dijadikan alasan untuk menolak adanya kodifikasi Al-Qur'an pada
zaman Abu Bakr.
Hadith-hadith tersebut sama sekali tidak
menafikan kodifikasi pada zaman Abu Bakr.
4. Pendapat Schwally yang menyatakan bahwa
hanya 2 orang dari Qurra' yang meninggal pada perang Yamamah sangat tidak logis.
Diperkirakan 600 sampai 700 orang Muslim
meninggal pada perang tersebut.
Menurut alTabari, 300 diantara mereka adalah
kalangan Muhajirun dan Ansar.
Sementara menurut Ibn Kathir, 450 Muslim yang
terbunuh, 50 diantaranya adalah Muhajirun dan Ansar.
Menurut suatu pendapat, kesemua 700 adalah
para Qurra', sementara yang lain berpendapat 70.
Yang pasti, jumlah para Qurra' yang meninggal
banyak.
Menurut Bukhari: "`Umar mengatakan bahwa
kerusakan sangat besar diantara para Qurra' pada hari peperangan
Yamamah."
(Ahmad 'Ali Imam, Variant Readings,
37.)
5. Abu Bakr menyerahkan Suhuf tersebut kepada
`Umar, pengganti khalifah.
Ini menunjukkan bahwa mushaf tersebut bukanlah
pribadi. `Umar menyerahkannya kepada Hafsah karena kekhalifahan pada saat itu
belum lagi terbentuk. `Umar terlebih dahulu meninggal karena dibunuh. Mungkin
`Umar menyerahkannya kepada Hafsah berbanding `Abdullah ibn `Umar besar
kemungkinan karena Hafsah adalah istri Rasulullah saw.
Dan fakta ini justru lebih tepat untuk
ditafsirkan bahwa mushaf tersebut bukanlah kepunyaan keluarga `Umar.
6. Zayd ibn Thabit juga dibantu oleh para
sahabat yang lain.
7. Mushaf yang dihimpun oleh Abu Bakr memang
belum mengikat. Ini disebabkan motivasi menghimpun mushaf tersebut karena para
Qurra' banyak yang meninggal, bukan tajamnya perbedaan qira'ah sebagaimana kelak
terjadi pada zaman `Uthman.
8. Ketika `Uthman menyuruh menghimpun
Al-Qur'an, `Uthman menggunakan mushaf yang di tangan Hafsah.
Ini menunjukkan Abu Bakr memang mengkompilasi
AlQur'an.
Adapun, bahwa mushaf yang di tangan Hafsah
tidak sepenuhnya mewakili Al-Qur'an bukanlah isu penting bagi kaum Muslimin.
Sebabnya, kaum Muslimin meyakini kebenaran yang ada pada Mushaf `Uthmani, bukan
Mushaf Abu Bakr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar