Kamis, 26 Januari 2012

ISLAM KEMBALI DILECEHKAN

Islam kembali dilecehkan! Setelah kasus pelecahan al-Quran lewat buku Ayat-ayat Setan karangan Salman Rusdi beberapa tahun lalu, pada awal tahun 2002, Islam kembali dilecehkan, yaitu dengan diluncurkannya, The True Quran. Buku tersebut menyatakan bahwa al-Quran yang sekarang beredar kurang lengkap dan jauh dari kesempurnaan. The True Quran adalah al-Quran yang sempurna. Menurut pengarangnya, ada beberapa surat yang ‘sengaja’ dihilangkan oleh para sahabat Nabi saw. Oleh karena itu, dalam buku tersebut ditambahkan beberapa surat yang dihilangkan oleh para sahabat. Tambahan inilah yang mereka klaim sebagai bentuk kesempurnaan al-Quran.

Upaya melecehkan Islam tidak hanya berhenti sampai di sini. Baru-baru ini, tepatnya tanggal 28 Juli 2003, Majalah Newsweek memuat artikel bertajuk, “Chalengging The Quran”. Artikel yang ditulis akademisi Jerman Christhop Luxenberg (nama samaran) tersebut kembali menghujat al-Quran.

Hujatan Luxenberg secara ringkas berisi 3 tuduhan. Pertama: al-Quran yang sekarang berbeda dengan teks aslinya. Ia menilai, teks asli al-Quran mirip dengan bahasa Aramaik ketimbang bahasa Arab. Naskah aslinya, menurutnya, telah dimusnahkan oleh Khalifah Utsman bin Affan.

Kedua: karena alasan di atas, pemahaman al-Quran yang ada sekarang berbeda dengan pemahaman aslinya. Ia mencontohkan, dalam al-Quran Muhammad dipahami sebagai penutup para nabi, tetapi dalam bahasa Aramaik dipahami sebagai “saksi para nabi”. Ini berarti, bahwa Muhammad adalah “saksi” atas kebenaran teks Yahudi-Kristen.

Ketiga: karena berasal dari bahasa Aramaik, Luxenberg memberikan penafsiran baru, seperti al-Quran yang merupakan wahyu Allah menjadi “ajaran” Injil Kuno. Perintah menjulurkan jilbab menjadi perintah melingkarkan sabuk di pinggang. Na‘ûdzubillâh!

Upaya Sistematis
Jika kita tilik lebih jauh, berbagai upaya untuk menjelek-jelekkan al-Quran bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri tanpa adanya rencana secara sistematis untuk menghancurkan Islam dan umatnya. Pencitraburukan al-Quran adalah salah satu bagian yang dimainkan oleh musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.

Berbagai upaya penghancuran Islam dan umatnya dapat dibagi menjadi dua skenario besar: Pertama: menjauhkan umat dari Islam. Untuk menghancurkan Islam, umat harus dijauhkan terlebih dulu dari agamanya. Jika umat masih dekat dengan Islam atau masih melaksanakan syariat Islam dengan baik, tentu musuh-musuh Islam tidak akan mampu menghancurkan umat Islam.

Skenario pertama dilakukan antara lain dengan cara; (1) Meracuni pemikiran Islam. Pemikiran Islam yang benar dan lurus disusupi dengan pemikiran-pemikiran yang merusak atas nama “demi menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman”. Paham-paham seperti demokrasi, HAM, nasionalisme, dan paham-paham sesat dan menyesatkan lainnya berusaha dipaksakan kepada umat agar diterima sebagai pemikiran yang bersumber dari Islam. Contohnya adalah nasionalisme. Akibat pemikiran ini, kaum Muslim pada saat ini terpecah-pecah menjadi lebih dari 50 negara kecil. Padahal sebelumnya, mereka dipersatukan di bawah payung Khilafah Islamiyah. Dengan paham ini, kaum Muslim menjadi lemah dan tak berdaya menghadapi gempuran dan makar Barat yang terus memberangus Islam. Bahkan, sekadar menghadapi satu negara Israel yang kecil saja, kaum Muslim tidak mampu melakukannya.

(2) Menjelek-jelekkan hukum Islam. Hukum Islam yang agung dan sempurna oleh musuh-musuh Islam dianggap sebagai hukum rimba, tidak beradab, bahkan tidak manusiawi. Hukum potong tangan dan rajam digugat karena dianggap tidak manusiawi. Hukum poligami dihujat karena dituduh melecehkan wanita. Hukum waris dipersoalkan karena dianggap diskriminatif. Hukum jilbab dilecehkan karena dianggap mengekang kebebasan wanita. Demikian seterusnya. Semua ini jelas merupakan tuduhan keji yang tidak beralasan sama sekali.

(3) Meruntuhkan kekuatan politik umat. Caranya adalah dengan menghancurkan institusi politik/negara, yakni Khilafah Islamiyah, yang senantiasa melindungi umat dari makar-makar kaum kafir. Kehancuran Khilafah Islamiyah terbukti membawa konsekuensi yang sangat besar bagi umat Islam. Umat tidak lagi dibela tatkala kehormatannya diinjak-injak oleh kaum kafir. Di berbagai negeri, kaum Muslim dihina-dinakan oleh orang-orang kafir tanpa ada seorang pun yang membelanya.

Tanpa adanya Khilafah, akidah umat Islam juga tidak bisa terjaga. Penerapan hukum-hukum kufur yang dipaksakan oleh Barat dan antek-anteknya di negeri-negeri Muslim tidak bisa dicegah sedikitpun. Kristenisasi merajalela tanpa ada kekuatan untuk membendungnya. Sungguh, dengan hancurnya Khilafah, umat Islam menuai kehancuran di seluruh aspek kehidupan.

(4) Mencegah kembali berdirinya Khilafah Islamiyah. Kaum kafir tahu betul bahwa dengan berdirinya Khilafah, umat Islam akan kembali menguasai dunia. Islam akan berdiri tegak menerapkan seluruh syariatnya. Semua ini dipandang sebagai ancaman bagi keberlangsungan ideologi atau sistem yang diemban oleh orang-orang kafir. Karena itu, setiap upaya kaum Muslim untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah harus dicegah.

(5) Memberikan stigma (cap) negatif kepada para pengemban dakwah. Orang-orang yang secara ikhlas memperjuangkan Islam diopinikan identik dengan fundamentalis, ekstremis, teroris, dan sejumlah cap buruk lainnya hanya gara-gara ada ‘oknum’ yang melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan aturan Islam tatkala berusaha menegakkan Islam. Padahal, bisa jadi ‘oknum’ tersebut justru merupakan binaan atau didikan dari intelijen-intelijen yang memusuhi Islam. Akibatnya, citra para pejuang dakwah pun menjadi negatif di mata masyarakat.

Kedua: menjauhkan Islam dari umat. Untuk menjauhkan Islam dari umat, hal yang dilakukan adalah menyerang akidahnya. Mereka menyerang keimanan umat pada sumber-sumber hukum Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis.

Mula-mula, Hadis Nabi saw. sebagai salah satu sumber rujukan dalam penegakan syariat Islam dicoba dikaburkan dan diragukan kebenarannya. Tujuannya agar kaum Muslim tidak mempercayai lagi bahwa as-Sunnah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Quran. Dengan hilangnya kepercayaan umat terhadap as-Sunnah, jelas akan hilang pula ribuan hukum-hukum yang menjelaskan, mengkhususkan, mengumumkan, atau menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Quran.

Berikutnya, orang-orang kafir pun menyerang al-Quran, sumber utama hukum Islam. Al-Quran dikatakan sebagai kitab yang penuh dengan mitos dan kebohongan; disadur dari buku karangan orang non-Arab; hanya merupakan perkataan Muhammad semata, bukan wahyu yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya; tidak sesuai dengan kondisi kekinian; dan berbagai tuduhan keji lainnya—termasuk tuduhan yang dilontarkan oleh Christhop Luxenberg di atas. Semua itu dimaksudkan agar umat tidak percaya lagi pada Islam.

Sikap Islam Terhadap al-Quran
Dasar Islam adalah al-Quran. Dengan kata lain, al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam. Islam tidak bisa dilepaskan dari al-Quran, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, mempercayai kebenaran al-Quran adalah termasuk dalam perkara akidah. Artinya, jika kita kufur terhadap seluruh ataupun sebagian isi al-Quran maka pada hakikatnya kita telah kafir.

Kita pun harus yakin betul bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, bukan rekaan Nabi Muhammad saw. Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai tuntunan dan pedoman hidup.

Bukti tentang kebenaran al-Quran sebagai wahyu Allah dibuktikan oleh al-Quran sendiri. Rasulullah saw. telah menantang kaum Quraisy dan orang-orang Arab untuk menandingi al-Quran. Tidak ada satupun orang yang bisa membuatnya. Allah SWT berfirman:

Jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar. (TQS al-Baqarah [2]: 23).

Allah SWT juga telah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, pada kitab-kitab yang Allah telah turunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab-kitab yang Allah telah turunkan sebelumnya. Siapa saja yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan Hari Kiamat, maka sesungguhnya orang-orang tersebut telah sesat sejauh-jauhnya. (TQS an-Nisa’ [4]: 136).

Wahai Kaum Muslim,
Telah nyata kebencian dan makar kaum kafir untuk menghancurkan Islam dan umatnya. Mereka telah melakukan konspirasi canggih dan rapi untuk mengubur Islam. Mereka terus terjaga dan berpikir keras siang-malam untuk mencari dan mencoba cara-cara terbaru untuk menghancurkan Islam. Mereka bahu-membahu dan terus bekerjasama memikirkan bagaimana merusak Islam. Mereka tak segan-segan melakukan teror, intimidasi, hingga serangan fisik dalam rangka meluluhlantakkan Islam dan umatnya.

Akankah kita berdiam diri? Ridhakah kita menyaksikan Islam diinjak-injak dan dihinakan?

Wahai Kaum Muslim,
Islam akan terselamatkan jika kita semua berpegang teguh dengan syariat Islam. Artinya, kita tidak hanya meyakini Islam sebatas bibir semata. Lebih jauh, kita harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan kita; baik dalam ibadah ritual yang biasa kita laksanakan maupun dalam bidang akhlak dan muamalah—seperti politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sebagainya.

Di samping itu, harus ada institusi negara (Khilafah) yang melindungi seluruh kepentingan umat Islam. Dengan institusi inilah seluruh syariat Islam akan diterapkan secara sempurna sehingga akidah umat dapat terselamatkan. Marilah kita bahu-membahu, mencurahkan pikiran dan tenaga kita demi tegaknya Khilafah Islamiyah.  

8 komentar:

Anonim mengatakan...

"Hai orang2 yg melecehkan al-Qur'an tunggu saja azab dari ALLAH SWT."

Anonim mengatakan...

Bahasa menunjukan bangsa. Kalau kita orang baik dan berbudi luhur pastilah bahasa kita akan mengikutinya, yakni lemah lembut, sopan, tidak menyakiti hati orang, juga tidak memfitnah. Bagaimana mungkin orang percaya dengan semua yang anda katakan sementara dasar yang anda gunakan kitab anda yang tidak diakui keabsahannya.

Coba baca dan renungkan isi buku yang anda pakai, berapa persenkah yang berisikan umbaran permusuhan, kebencian dan bahkan pembolehan pembunuhan? Kitab yang baik dan benar mustinya hanya bicara dan mengnjurkan kebaikan dan tidak mengumbar fitnah, kebencian dan permusuhan.

Lagi pula, banyak hal yang diceritakan dalam buku anda itu merupakan kisah/cerita yang pernah ada jauh seblum kitab anda itu ada. Kalau demikian, cerita mana yang paling benar di antara du versi itu. Ingat bahwa apa-apa yang dikisahkan dalam buku anda itu, terutama yang menyangkut Yahudi dan Kristen, itu adalah cerita ataupun tulisan yang pernah ada dan ditolak/dibuang/diafkir karena diyakini tidak terinspirasi oleh Roh Kudus, alias menyesatkan.Jujur saja pada diri sendiri, semua yang ada di sana bukan diperoleh dari atas melainkan dari surat-surat apokrif (surat-surat yang menyesatkan) yang pernah ada dan telah diafkir namun kemudian anda pakai.

Coba renungkan, istilah nabi itu adalah istilah yang hidup di kalangan bangsa Yahudi monoteis kala itu (bandingkan dengan istilah raden di Indonesia, dimana istilah raden itu hanya ada dalam kalangan orang Jawa, sedang di suku dan budaya lain di luar Jawa, istilah itu tidak dikenal). Di kalangan orang Yahudi nabi itu dipanggil dan diutus Allah secara personal, tidak menggunakan senjata tajam/api,tidak punya pasukan, juga tidak menggunakan kekerasan apalagi pembunuhan. Nabi itu dipanggil dan diutus secara personal dengan satu-satunya senjatanya yakni mulutnya. Ia hanya menggunakan mulut untuk menyatakan apa yang salah dan apa yang benar di hadapan Allah.

Beda raja beda nabi. Kalau yang punya pasukan, bersenjata senjata tajam/api, angkat pedang untuk berperang kala itu adalah raja. Bahkan dalam kisah orang Yahudi tidak pernah diceritakan apakah nabi itu punya istri atau suami, boro-boro berpoligami/poliandri. Lucunya, sudah mengklaim diri sebagai nabi (bukan budaya arab) dan menyatakan diri sebagai nabi yang paling terkhir lagi seakan-akan sejarah sudah selesai. Makanya orang tidak percaya.

Anonim mengatakan...

Kenapa dalam alqur an terdapat kisah para nabi dan rasul sebelummya,karena,taurat,zabur dan al quran di turunkan dari Allah,tuhan yang sama untuk seluruh nabi dan rasul dan Allah tuhan yang sama untuk orang yahudi nasroni,kaum kafir dan muslimin,dan Kami orang islam wajib percaya kepda rasul-rasul Allah dan kitab-kitab Allah,kalau didalam kitab kitab kalian sekarang itu agak menyimpang dan bertentangan dan berbeda dengan isi Al quran,itu karena distorsi oleh jaman dan para ahli kitab kalian yang tidak henti-hentinya selalu membunuh para nabi dan rasul dari golongannya sendiri termasuk nabi isa yang di yakini oleh kalian di salibkan,mereka para ahli kitab mengimani sebagian isi kitab dan mengingkari sebagian lagi,serta mereka reka-reka dan ubah isi nya menurut kepentingan mereka sendiri,ini bukan persoalan dengan bahasa apa kitab Allah itu di turunkan,ini masalah distorsi dan penyimpangan isi dan kalian umat nasrani dan yahudi sekarang man tahu kebenaran kitab kalian yang sebenarnya,jadi jangan mencari celah keburukan agama islam yang nyata-nyata menyembah Allah,seperti halnya para nabi dan rasul sebelumnya,dan seperti umat sebelum kalian,tapi jaman dan kesesatan kalian lah yang memalingkan diri dari menyembah Allah,dan lebih memilih menyembah salib dan meratap di tembok seperti orang yahudi,na uzubillah...

Anonim mengatakan...

Tidak nyambung!
1. Coba renungkan berapa persenkah isi kitab yang anda pakai itu berisikan permusuhan, kebncian, pembunuhan, keserakahan, nafsu birahi, dan sejenisnya? Monggo dibaca baik-baik.
2. Bukankah kisah-kisah yang ada dalam kitab anda itu merupakan kisah-kisah yang sudah ada sebelumnya namun telah diafkir/dibuang karena tidak diilhami oleh Allah (tulisan-tulisan apokrif)?
3. Istilah nabi itu adalah istilah orang Yahudi, Kog tiba-tiba ada nabi di Arab? Itu sama dengan istilah 'raden' yang menunjukkan gelar seseorang pada masyarakat/budaya Jawa, menjadi tidak lucu bila tiba-tiba seorang Papua mengklaim diri sebagai 'raden', orang pasti bertanya darimana jalannya? Bagaimana ceritanya? Demikian juga dengan istilah nabi Arab, darimana jalannya, bagaimana ceritanya? Sudah ngaku-ngaku sebagai nabi, menyatakan diri sebagai nabi paling terakhir lagi. Emang siapa nabi pertama, kedua, dst di tanah Arab? Masa nabinya orang Yahudi diklaim sebagai nabi orang Arab juga?
4. Dibandingi nabi-nabinya orang Yahudi, kelakuan nabi anda ini tidak sesuai dengan kelakuan nabi orang Yahudi manapun. Nabi orang Yahudi itu hanya bermodalkan mulut menyampaikan kebenaran Allah, tidak bersenjata tajam/api, tidak angkat senjata untuk berperang, tidak membunuh, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak mengumbar nafsu birahinya sendiri apalagi sampai berpoligami, dt....dst

Anonim mengatakan...

kutipan....

Bukti tentang kebenaran al-Quran sebagai wahyu Allah dibuktikan oleh al-Quran sendiri. Rasulullah saw. telah menantang kaum Quraisy dan orang-orang Arab untuk menandingi al-Quran. Tidak ada satupun orang yang bisa membuatnya. Allah SWT berfirman:

Jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar. (TQS al-Baqarah [2]: 23).

kalau diartikan kalimat diatas, bukan muhammad menantang orang quraisy dan orang2 arab, tapi Allah SWT yang menantang orang quraisy dan orang2 arab.

Allah SWT berfirman............
..dan ajaklah penolong- penolongmu selain Allah.....

Allah SWT beda dengan Allah.

siapakah KAMI pada ayat diatas?

Anonim mengatakan...

Qs 54:1 Tidak mengatakan Muhamad yg membelah bulan, hanya mengatakan : ...."terbelahnya bulan"
Cerita selebihnya adalah dongeng alias dusta, bagi orang2 yg bodoh saja, yg menelan mentah2 semua dusta sang nabi
Gelar nabi adalah utk utusan Allah kpd umat Israel, koq dipakai utk orang Arab?
Dan nabi2 Israel tidak ada yg cabul, dan bejad nafsu sexnya.
Daud dan Salomo bukanlah nabi, mereka adalah Raja . Heran , kenapa di alquran ,mereka disebut nabi?

Anonim mengatakan...

Qs 54:1 Tidak mengatakan Muhamad yg membelah bulan, hanya mengatakan : ...."terbelahnya bulan"
Cerita selebihnya adalah dongeng alias dusta, bagi orang2 yg bodoh saja, yg menelan mentah2 semua dusta sang nabi
Gelar nabi adalah utk utusan Allah kpd umat Israel, koq dipakai utk orang Arab?
Dan nabi2 Israel tidak ada yg cabul, dan bejad nafsu sexnya.
Daud dan Salomo bukanlah nabi, mereka adalah Raja . Heran , kenapa di alquran ,mereka disebut nabi?

Anonim mengatakan...

Seharusnya bukti kebenaran suatu kitab suci dinyatakan oleh pihak lain atau kitab suci lain , bukan me- ngaku2 sendiri, tidak syah begitu
Sebagaimana kitab Musa diakui oleh nabi2 kemudian, bahkan oleh Tuhan Yesus, dan sebaliknya Yesus, kedatanganNya sudah dinubuatkan oleh nabi2 sebelumnya dlm kitab sebelumnya juga,
Jadi kebenaranNya sangat muantaap
Dan kemampuanNya membuat mujizat merupakan Tanda Bukti yg syah , Dia berasal dari Allah, tertulis didlm Alkitab dan quran, qs 3: 49-50 ; wd 5: 110 dll
Sedangkan ketidakmampuan Muhamaf membuat mujizat tertulis/ diakuinya flm qs13: 27 dan qs 10: 20
Dari ayat2 tsb juga jelas nampak, bahwa " awloh bisanya hanya menyesatkan siapa yg dia kehendaki" dan awloh bersabda:" yg gaib2 adalah kepunyaan Allah" ( berarti dia bukan Allah ) dan " Tunggu sajalah olehmu, sebab aku ( awloh ) dan kamu ( muhamad ) termasuk ORANG2 yg menunggu "
Berarti awloh BUKAN Allah, melainkan HANYA "seseorang" entah siapa ? YG JUGA TERMASUK ORANG2 YG SEDANG MENUNGGU MUJIZAT