++ Dia adalah hakim akhir zaman yang dipercaya dan diakui
oleh umat Islam termasuk FPI...
Kisah seorang berdosa dan
orang-orang yang menuntut hukuman bagi dia,
juga ada dalam
Injil,yaitu di
Yohanes 8:2 - 11.
Saya ringkas kisahnya sebagai berikut :
Ada seorang perempuan
yang kedapatan
berbuat
zinah.. Oleh orang-orang
Yahudi
yaitu para ahli agama, perempuan ini dibawa kepada Yesus
untuk dihukum.. Para
ahli
agama menyatakan
bahwa berdasarkan
hukum Musa (Taurat) perempuan ini harus dilempari sampai
mati.. Mereka benar dalam hal
ini karena memang
hukum Taurat
menulis demikian..Akan
tetapi apa yang dilakukan
Yesus ? Kalau menurut pendapat kita, Yesus
seharusnya taat
kepada hukum Taurat dan
ikut melempari perempuan itu sampai mati.. Tetapi Yesus tidak melakukannya.. Kepada para
ahli Taurat, Yesus menjawab
: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah
ia yang pertama melemparkan
batu kepada perempuan
itu."... Mereka pun
mundur satu per satu tanpa
mengangkat
satu batu pun melempari
perempuan itu.. Sebenarnya ada satu pribadi yang tidak berdosa
yang berada di situ dan boleh menghukum perempuan itu.. Dialah
Yesus Kristus.. Kepada
pendosa
itu,
Yesus mengatakan : "Aku pun
tidak
menghukum engkau.
Pergilah
dan jangan
berbuat
dosa lagi mulai dari
sekarang.." Perempuan itu memang meninggalkan dosanya tapi dia tidak
meninggalkan
Yesus.. Dia menjadi pengikutNya....Seperti itulah yang diajarkan
Yesus kepada kami.. Tidak ada satu pun
orang berdosa
yang dibunuh
oleh
Yesus.. Bahkan
Dia berkata :
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya
mereka bertobat.." (Luk 5:32)
Inilah
pendekatan yang dilakukan Yesus.. Berbeda dengan apa yang dilakukan Muhammad, nabi Islam.. Islam
menghukum orang berdosa akan tetapi Yesus mengajarkan
kami untuk mengasihi para pendosa
... Oleh
karena Islam akan ada orang
berdosa
yang dibunuh..
Pezinah dirajam, pencuri
diminta
tangannya dan pembunuh
kehilangan nyawanya...
Taurat
pun membenarkan apa yang mereka
lakukan.. Berita
dan ajaran
yang
dibawa
Muhammad
sebenarnya sudah kedaluwarsa selama 600 tahun ...
Yesus sudah
memperbaharui apa yang tertulis
dalam
Taurat... Orang
berdosa
memang harus
dihukum akan tetapi ada satu pribadi yang sangat mengasihi
mereka, pribadi yang memanggil mereka,
yang mencari mereka,
pribadi yang mau membantu mereka keluar
dari jurang dosa
bahkan
pribadi yang sudah
menggantikan hukuman yang harus mereka tanggung... DIA-lah
Yesus Kristus, Tuhan kami
orang Kristen..
Inilah
esensi berita Injil yang nilainya kekal dan
amat indah...
Menakjubkan
dan membuat banyak
orang terkejut dan tak
percaya...
Kalian yang menjadi
sasaran FPI, dengarkanlah..!!
Hukum yang ingin mereka tegakkan akan membunuh
anda atau
membuat anda cacat..
Anda memang layak
mendapatkan itu karena
dosa yang anda lakukan.. Akan
tetapi percayalah kepada
berita Injil
yaitu berita yang jauh lebih baik daripada berita yang dibawa dan
dipercaya
FPI...Isinya bahwa Yesus
sudah menggantikan Anda
sebagai
orang hukuman
oleh karena dosa.. Bertobatlah dan
percayalah kepada DIA
maka anda
akan selamat...
Kepada para anggota FPI, saya ingin mengutip kata-kata Isa
Almasih :
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah
ia
yang pertama melemparkan batu kepada
perempuan itu."
Anda pun orang berdosa,
sama seperti mereka yang menjadi sasaran Anda, sama juga seperti saya.
Maka mengacalah
dan bertobatlah..
++ Sebenarnya
anda salah
besar dalam
memahami makna tentang cerita Yesus
diatas, yaitu
anda berkesimpulan bahwa Yesus
sudah menghapus hukum-hukum taurat dan
menggantikannya
dengan
hukum cinta kasih sehingga dia sudah menghapus
dosa para pendosa. Anda dan pemimpin gereja salah
menafsirkan
cerita itu sehingga kalian
berkesimplan
bahwa
umat kristen terbebas
dari menjalankan hukum Taurat. Inilah buktinya pimpinan gereja anda selalu menggunakan penafsiran
yang keliru
dari suatu cerita yang berasal dari kitabnya,
apalagi tentang ketuhanan
Yesus menurut angan-angan kalian, sebenarnya kalian
ingin mengambil
suatu
keuntungan dunia semata. Kalau agama kalian
menyatakan bahwa Yesus
sama dengan Isa
almasih Putra Maryam, maka
kalian
masih terikat
dengan
hukum Taurat dan
Injil , tetapi kalau
kalian mengatakan Yesus
bukan lah Isa almasih, tentu saja kalian
boleh
sesuka hati dalam
menerapkan
peratuan.
Memang begitulah cara
orang-orang Kristen membelokkan ajaran Yesus menjadi bentuk amalan yang paling
menyenangkan dan
mudah diterapkan bagi anda dan
pengikut Kristen lainnya. Mereka
menjalankan hukum
Allah hanya
dengan
mengimani, mencintai, tidak berbuat
apapun untuk melaksanakannya,
kemudian mereka
menyerahkannya begitu saja pada Yesus yang telah
menghapuskan
dosa-dosa
manusia, sementara mereka
berlepas
tangan terhadap
akibat dari suatu perbuatan dosa
dalam
suatu masyarakat.
Kalau anda membaca sejarahnya tentu mata anda
akan terbuka,
sebenarnya waktu kejadian
itu , para
pendeta Yahudi
yang
dengki mulai
merancang
persekongkolan untuk
menyingkirkan ajaran Yesus .
Mereka ingin mengusir Yesus
dengan
cara halus dengan membuktikan bahwa Yesus
sebenarnya datang
untuk
menghancurkan syariat Musa bukan
memperbaikinya sementara
ajaran cinta kasih itu hanya kedok belaka. Pada hukum
Taurat,
Musa memutuskan untuk
merajam setiap wanita yang berzina. Kemudian
para pendeta
Yahudi menghadirkan wanita pezina yang seharusnya
dihukum
cambuk. Mereka berkumpul mengelilingi
Yesus dan bertanya kepadanya: "Tidakkah
syariat menetapkan untuk merajam
wanita yang bersalah?" Yesus
menjawab:
"Benar," Mereka
berkata:
"Inilah wanita
yang bersalah
itu. "
Kemudian Yesus
memandang wanita itu lalu ia pun menoleh
kepada para pendeta Yahudi.
Yesus mengetahui
bahwa
para pendeta Yahudi
lebih banyak
kesalahannya dari pada wanita tersebut. Yesus
tahu
bahwa
wanita
ini terpaksa
melakukan
perbuatan maksiat
karena kemiskinannya dan tertindas
hidupnya sementara para
pendeta itu hidup dalam kemewahan
dari hasil penipuan dengan membodohi
umatnya,
para pendeta itu tidak pernah
memberi sedekah
kepada orang-orang
yang menderita, sementara umatnya wajib berkorban
untuk rumah ibadat
yang
mereka
kelola, mereka menganggap bahwa merekalah
orang yang paling suci dan masuk syorga sebaliknya
apabila ada umat yang
bersalah
akan mereka hukum
seberat-beratnya tanpa
pertimbangan
dan kebijaksanaan
yang adil. Para pendeta itu menunggu jawaban
Yesus. Jika Yesus mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh,
maka berarti ia menentang syariat Musa, dan
jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka
ia
justru tidak konsisten
dengan ajarannya yang membawa syariat cinta kasih dan toleransi. Yesus
mengerti bahwa ini adalah persekongkolan yang jahat untuk menjebak dan
merusak ajarannya. Beliau tersenyum
dan wajahnya
tampak
bercahaya.
Kemudian beliau
melihat para
pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata dengan suara lantang penuh wibawa:
"Barangsiapa di antara kalian yang tidak
memiliki kesalahan dan dosa, maka hendaklah ia
merajam wanita
itu."
Suara beliau
yang
keras itu memecahkan
keheningan tempat
penyembahan.
Yesus tidak
akan melakukan hukuman
rajam tersebut
, tetapi beliau
meminta kepada para pendeta melakukannya sendiri dengan
memilih diantara mereka yang tidak pernah melakukan dosa.
Teapi tidak
seorangpun
dari pendeta itu yang berani melakukkannya,
karena mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah banyak
melakukan
dosa-dosa
kepada umatnya dan
mereka
sadar bahwa merekalah yang menyebabkan
wanita ini
berbuat
zina.
Jawaban Yesus
tersebut membuat
para pendeta menjadi malu dan membiarkan
saja wanita tersebut
mendekati Yesus.
Rencana para
pendeta untuk
mempermalukan Yesus
justru berbalik kepada
diri mereka.
Yesus telah memberikan
contoh
yang
baik
“Bagaiman cara
yang
sebenarnya
dalam menjatuhkan
hukuman
pada
orang-orang
yang
bersalah”.
Yesus memberi petunjuk
bahwa “membersihkan lantai haruslah dengan
Sapu yang
besih.
Hendaklah
orang yang adil dan tidak berbuat
dosa yang berhak menghukum seseorang yang bersalah,
sebaliknya seseorang yang bersalah
atau berdosa
tidak
berhak menghakimi seseorang yang bersalah. Seorang hakim yang korup tidak berhak memutuskan perkara kepada terdakwa yang juga melakukan
pencurian.
Lalu Yesus
keluar
dari
tempat peribadatan pendeta Yahudi
itu.
Tiba-tiba, wanita itu mengejar
dari belakangnya. Wanita itu mengeluarkan
dari pakaiannya satu botol minyak
wangi. Ia berdiri di depan
Yesus dan menjatuhkan dirinya di atas
kedua
kaki Yesus
lalu menciumnya dan membasuhnya dengan
minyak wangi dan
air matanya. Setelah itu, ia mengeringkan kedua
kaki Yesus dengan
rambutnya. Bagi
wanita itu, Yesus merupakan
harapan
terakhir yang dapat menyelamatkan dirinya. Lalu keluarlah dari belakang
Yesus seorang tokoh pendeta
Yahudi.
Ia
berdiri
menyaksikan
pemandangan tersebut dan ia merasa
kagum terhadap
cinta kasih Yesus. Yesus
melihat kepadanya dan bertanya "Seorang pemberi
hutang yang memiliki dua
orang terutang, salah satunya berhutang lima ratus dinar dan yang lain lima puluh dinar." Pendeta itu berkata: "Ya." Kemudian Yesus
berkata: "Tak
seorang pun
dari mereka berdua yang memiliki uang yang cukup untuk melunasi uangnya. Lalu si pemberi
utang
memaafkan
mereka dan
membebaskan mereka dari hutang." Pendeta berkata: "Ya." Kemudian Yesus bertanya:
"Siapa di antara mereka yang paling senang kepada pemberi
utang itu?"
Pendeta menjawab:
"Tentu yang berhutang lebih besar.'' Yesus
berkata:
"Benar apa yang engkau
ucapkan. Lihatlah wanita ini. Aku
telah
masuk
ke rumahmu tetapi engkau tidak memberikan
kepadaku air agar aku dapat membasuh wajahku, tetapi wanita itu membasuh kedua kakiku dengan
air matanya lalu ia mengusapnya dengan
rambut
kepalanya. Begitu juga engkau
tidak
memberikan ciuman
kepadaku
tetapi wanita ini
tidak
merasa puas dengan
hanya mencium kedua kakiku.
Jadi, hatimu sungguh sangat
keras tetapi hati wanita itu dipenuhi dengan
rasa cinta
kasih. Maka barangsiapa yang banyak
mencintai
niscaya
kesalahan-kesalahannya akan diampuni."
Kemudian Yesus
menoleh ke wanita itu dan
memerintahkannya
untuk
bangkit
dari tanah
sambil
berkata:
"Ya Allah, ampunilah wanita ini dan hilangkanlah
kesalahan-kesalahannya." Tahukah anda siapakah pemberi
hutang tersebut. Tentu saja Yesus.
Yesus telah
menyelamatkan wanita
itu dari hukuman
rajam akibat dosa
kecilnya, sedangkan
Yesus tidak
menghukum para
pendeta itu walaupun
mereka mempunyai
dosa yang jauh lebih besar dari
pada wanita malang
tersebut. Yesus
hanya mampu berdo’a kepada Allah
, semoga Allah
mengampuni
dosa-dosa
wanita itu. Jadi bukan Yesus
yang mengampuni
dosa wanita itu, tetapi
Allah yang akan
memutuskannya.
Kisah diatas
menggambarkan bagaimana Yesus
menyadarkan
para pendeta Yahudi
bahwa
mereka adalah penyeru
di
jalan Allah SWT, bukan
algojo-algojo yang bengis yang menerapkan hukum syariat
tanpa
rasa keadilan. Ketentuan
di dalam
Taurat
bukanlah
hukum yang
harus
dilaksanakan tanpa pertimbangan
rasa keadilan dan
tanpa
kasih sayang.
Jadi dalam hal ini Yesus tidak meninggalkan
hukum Taurat
seperti yang anda
duga tersebut, tetapi
hukum taurat
hendaklah dijalankan dengan
rasa cinta kasih dan rasa keadilan. Allah
menyampaikan ketentuanNYA
sebagai petunjuk
dan Rahmat
bagi umat manusia bukan
memberatkan.
Seseorang pengemis miskin yang mencuri
tidak
harus dipotong
tangannya, apabila di lingkungannya
tidak
satupun
masyarakat yang bersedekah
atau berzakat
kepada pengemis tersebut. Bahkan pengemis yang mencuri
tersebut harus diberi bekal sampai
dia mampu untuk hidup
berdikari
oleh orang-orang yang belum mengeluarkan
sedekah atau zakat
dilingkungannya. Hukum yang ditetapkan oleh Allah bersifat rahmat
dan cinta kasih, harus berazazkan keadilan, dan harus mampu merubah
sikap masyrakat menuju
kebaikan bersama, harus
mempunyai
bekal pelajaran dan
penyesalan
bagi
yang
bersalah dengan
menjelaskan bukti-bukti
yang
nyata dalam pengadilan.
Kisah tersebut
diatas menunjukkan bahwa para
pendeta Yahudi telah gagal dalam
menyeru umatnya berbuat kebaikkan, mereka tidak melakukan peringatan dan
pencegahan terhadap
perbuat yang mungkar yang tidak diredoi oleh
Allah, mereka tidak memperlakukan umatnya dengan
cinta kasih,
mereka
tidak
mengulurkan
tangan
membantu umatnya yang dalam kemiskinan, dan mereka hanya mampu
menghukum umatnya yang
bersalah
tanpa
pertimbangan
rasa cinta
kasih. Padahal
ketentuan yang diberikan oleh Allah penuh rahmat, penuh kasih sayang, memberi pelajaran dan peringan bagi yang
bersalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar